MEMPROMOSIKAN
PERKEMBANGAN SOSIAL: STRATEGI INSTRUKSIONAL
Seperti aspek-aspek
lain dari pembelajaran, keterampilan sosial dapat ditingkatkan dengan
pemahaman, praktek, dan umpan balik yang sesuai.
Sekolah dan para pengajarnya berpengaruh penting pada perkembangan
keterampilan sosial melalui cara bagaimana mereka membentuk model dan mengelola
lingkungan kelas. Prinsip-prinsip berikut dapat digunakan sebagai panduan:
·
Menggunakan pemodelan dan intruksi eksplisit untuk mengajarkan
mengenai jenis keterampilan sosial yang akan ditiru oleh para siswa.
·
Mengembangkan aturan mengenai perilaku ruang kelas yang dapat
disepakati.
·
Membantu siswa memahami aturan tersebut dengan menyediakan
contoh teladan dan diskusi bimbingan.
Mendorong siswa mempraktekkan keterampilan sosial tersebut
dengan umpan balik yang sesuai. Mari kita lihat bagaimana seorang kepala
sekolah dalam membimbing Teresa Manteras, seorang guru tahun pertama, yang
mengajar siswa kelas enam .
Kau tampak sedikit lelah, Teresa, "kata Carla Ambergi,
kolega dan veteran guru dengan pengalaman lima tahun. Teresa nampak selonjor di
kursi ruang guru." Semuanya baik-baik? "
"agak
berkecil hati," desah Teresa. "Saya telah mempelajari semua kegiatan
pembelajaran kooperatif saat kuliah, tetapi ketika dipraktekkan dengan
anak-anak saya, namun mereka masih berantem dan mengejek sama lain. Mungkin aku
harus kuliah lebih lama. Setidaknya saya tidak harus terus-menerus bergulat
dengan mereka. Aku tahu itu bukan solusi, tapi yang aku tidak paham bagaimana
menghindarinya. "
"biasakanlah," Carla tersenyum. "Mereka hanya
tidak terbiasa bekerja dalam kelompok, dan mereka belum paham bagaimana bekerja
sama satu sama lain. Seperti hal apapun dalam hidup, semakin banyak dilatih
akan mudah dikuasai."
"Ya, saya tahu itu-tapi aku bahkan tidak tahu harus mulai
dari mana. Saat aku berbelok untuk membantu satu kelompok, dua kelompok lain
mulai berdebat."
"Apakah Anda ingin saya hadir dan mengamati selama
periode perencanaan ? Mungkin ada beberapa saran."
"ya, boleh!" Teresa menjawab dengan rasa besar lega.
Carla berkunjung pada hari berikutnya, dan setelah
kunjungannya, ia dan Teresa duduk bersama. "Pertama," Carla
tersenyum, " Anda perlu menampilkan pemodelan keterampilan sosial yang
sesuai. Anda mempertimbangkan di mana anak-anak berasal , Anda memperlakukan
perbedaan pendapat sebagai kesempatan untuk memecahkan masalah, dan Anda secara
konsisten sopan dan mendukung pemikiran mereka .. .. Namun, pemodelan Anda harus
berjalan tepat sesuai dengan pemahaman mereka. Mereka tidak melihat apa yang
Anda lakukan. Jadi, saran pertama adalah bahwa Anda mengatur perilaku Anda
secara eksplisit. Cukup memberitahu anak-anak apa yang sedang anda modelkan ,
dan secara berkala jelaskan contoh perilaku Anda , atau pada perilaku salah
satu dari anak-anak, agar mereka dapat menangkap jenis keterampilan sosial yang
Anda mencoba untuk mengembangkan. Memang memakan waktu, tetapi dapat memberikan
kontribusi. "
"penjelasan hebat," Teresa mengakuinya. "Saya
tidak pernah memikirkannya gagasan itu sebelumnya."
Carla kemudian membantu Teresa mengembangkan beberapa aturan
yang secara khusus ditujukan untuk mengembangkan perilaku siswa dalam kelompok:
1. Dengarkan sopan
sampai orang lain selesai sebelum berbicara. Perlakukan gagasan orang lain
dengan sopan dan hormat. Lakukan parafrase gagasan orang lain dengan penjelasan
anda sendiri sebelum menyampaikan ketidaksetujuan. Bila anda ingin parafrase kata-kata
orang lain dengan kata-kata Anda sendiri mintalah persetujuan sebelumnya.
2. Mendorong semua
orang dalam kelompok untuk berpartisipasi.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN, SOSIAL, DAN EMOSIONAL
Guru dapat mendorong perkembangan sosial siswa dengan menjadi
model peran dan menciptakan lingkungan kelas yang mendukung siswa mempraktekkan
keterampilan sosial.
Dengan berbekal aturan baru ini dan semangat dari Carla,
Teresakembali ke kelasnya pada hari berikutnya. Sebelum membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok untuk pekerjaan proyek, dia mengatakan kepada para siswa
bahwa ia akan menjadi model keterampilan sosial kelas dan ia ingin mereka
saling meniru. Dengan contoh-contoh, ia menampilkan aturan-aturan baru dan
menjelaska alasannya. Pada tiap aturan, Teresa menayai siswa agar maju dan
menjadi contoh bagi teman siswa. Dia memandu diskusi untuk tiap contoh untuk
memastikan semua siswa meahami tujuan ilustrasi tersebut.
Para siswa kemudian memulai bekerja kelompok. Teresa memantau
langsung dan campur tangan ketika mereka mengalami kesulitan. Kemudian, jika
ada beberapa kelompok memiliki masalah yang sama, dia membahas masalah, dan
meminta siswa untuk melatih keterampilan baru dalam grup mereka. Para siswa
masih jauh dari sempurna, tapi mereka membaik.
Mari kita lihat
lebih dekat pada upaya Teresa untuk mendorong perkembangan keterampilan
tersebut. Pertama , Teresa menggunakan pemodelan dan instruksi untuk mengajar
siswa keterampilan tersebut. Keterampilan sosial berkembang secara lambat.
Seperti menulis, misalnya, akan memerlukan pemahaman gabungan dari tata bahasa
dan tanda baca agar bisa menbentuk ketrampilan menulis. Demikian pula
keterampilan sosial memerlukan pemahaman dan praktek interaksi dengan yang lain
(Webb & Palincsar 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar