Minggu, 08 Mei 2011

MAKALAH PENDIDIKAN

MEMPROMOSIKAN PERKEMBANGAN SOSIAL: STRATEGI INSTRUKSIONAL

Seperti aspek-aspek lain dari pembelajaran, keterampilan sosial dapat ditingkatkan dengan pemahaman, praktek, dan umpan balik yang sesuai.
Sekolah dan para pengajarnya berpengaruh penting pada perkembangan keterampilan sosial melalui cara bagaimana mereka membentuk model dan mengelola lingkungan kelas. Prinsip-prinsip berikut dapat digunakan sebagai panduan:
·    Menggunakan pemodelan dan intruksi eksplisit untuk mengajarkan mengenai jenis keterampilan sosial yang akan ditiru oleh para siswa.
·    Mengembangkan aturan mengenai perilaku ruang kelas yang dapat disepakati.
·    Membantu siswa memahami aturan tersebut dengan menyediakan contoh teladan dan diskusi bimbingan.
Mendorong siswa mempraktekkan keterampilan sosial tersebut dengan umpan balik yang sesuai. Mari kita lihat bagaimana seorang kepala sekolah dalam membimbing Teresa Manteras, seorang guru tahun pertama, yang mengajar siswa kelas enam .
Kau tampak sedikit lelah, Teresa, "kata Carla Ambergi, kolega dan veteran guru dengan pengalaman lima tahun. Teresa nampak selonjor di kursi ruang guru." Semuanya baik-baik? "
 "agak berkecil hati," desah Teresa. "Saya telah mempelajari semua kegiatan pembelajaran kooperatif saat kuliah, tetapi ketika dipraktekkan dengan anak-anak saya, namun mereka masih berantem dan mengejek sama lain. Mungkin aku harus kuliah lebih lama. Setidaknya saya tidak harus terus-menerus bergulat dengan mereka. Aku tahu itu bukan solusi, tapi yang aku tidak paham bagaimana menghindarinya. "
"biasakanlah," Carla tersenyum. "Mereka hanya tidak terbiasa bekerja dalam kelompok, dan mereka belum paham bagaimana bekerja sama satu sama lain. Seperti hal apapun dalam hidup, semakin banyak dilatih akan mudah dikuasai."
"Ya, saya tahu itu-tapi aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Saat aku berbelok untuk membantu satu kelompok, dua kelompok lain mulai berdebat."
"Apakah Anda ingin saya hadir dan mengamati selama periode perencanaan ? Mungkin ada beberapa saran."
"ya, boleh!" Teresa menjawab dengan rasa besar lega.
Carla berkunjung pada hari berikutnya, dan setelah kunjungannya, ia dan Teresa duduk bersama. "Pertama," Carla tersenyum, " Anda perlu menampilkan pemodelan keterampilan sosial yang sesuai. Anda mempertimbangkan di mana anak-anak berasal , Anda memperlakukan perbedaan pendapat sebagai kesempatan untuk memecahkan masalah, dan Anda secara konsisten sopan dan mendukung pemikiran mereka .. .. Namun, pemodelan Anda harus berjalan tepat sesuai dengan pemahaman mereka. Mereka tidak melihat apa yang Anda lakukan. Jadi, saran pertama adalah bahwa Anda mengatur perilaku Anda secara eksplisit. Cukup memberitahu anak-anak apa yang sedang anda modelkan , dan secara berkala jelaskan contoh perilaku Anda , atau pada perilaku salah satu dari anak-anak, agar mereka dapat menangkap jenis keterampilan sosial yang Anda mencoba untuk mengembangkan. Memang memakan waktu, tetapi dapat memberikan kontribusi. "
"penjelasan hebat," Teresa mengakuinya. "Saya tidak pernah memikirkannya gagasan itu sebelumnya."
Carla kemudian membantu Teresa mengembangkan beberapa aturan yang secara khusus ditujukan untuk mengembangkan perilaku siswa dalam kelompok:
1.  Dengarkan sopan sampai orang lain selesai sebelum berbicara. Perlakukan gagasan orang lain dengan sopan dan hormat. Lakukan parafrase gagasan orang lain dengan penjelasan anda sendiri sebelum menyampaikan ketidaksetujuan. Bila anda ingin parafrase kata-kata orang lain dengan kata-kata Anda sendiri mintalah persetujuan sebelumnya.
2.  Mendorong semua orang dalam kelompok untuk berpartisipasi.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN, SOSIAL, DAN EMOSIONAL
Guru dapat mendorong perkembangan sosial siswa dengan menjadi model peran dan menciptakan lingkungan kelas yang mendukung siswa mempraktekkan keterampilan sosial.
 Dengan berbekal aturan baru ini dan semangat dari Carla, Teresakembali ke kelasnya pada hari berikutnya. Sebelum membagi kelas menjadi kelompok-kelompok untuk pekerjaan proyek, dia mengatakan kepada para siswa bahwa ia akan menjadi model keterampilan sosial kelas dan ia ingin mereka saling meniru. Dengan contoh-contoh, ia menampilkan aturan-aturan baru dan menjelaska alasannya. Pada tiap aturan, Teresa menayai siswa agar maju dan menjadi contoh bagi teman siswa. Dia memandu diskusi untuk tiap contoh untuk memastikan semua siswa meahami tujuan ilustrasi tersebut.
Para siswa kemudian memulai bekerja kelompok. Teresa memantau langsung dan campur tangan ketika mereka mengalami kesulitan. Kemudian, jika ada beberapa kelompok memiliki masalah yang sama, dia membahas masalah, dan meminta siswa untuk melatih keterampilan baru dalam grup mereka. Para siswa masih jauh dari sempurna, tapi mereka membaik.
Mari kita lihat lebih dekat pada upaya Teresa untuk mendorong perkembangan keterampilan tersebut. Pertama , Teresa menggunakan pemodelan dan instruksi untuk mengajar siswa keterampilan tersebut. Keterampilan sosial berkembang secara lambat. Seperti menulis, misalnya, akan memerlukan pemahaman gabungan dari tata bahasa dan tanda baca agar bisa menbentuk ketrampilan menulis. Demikian pula keterampilan sosial memerlukan pemahaman dan praktek interaksi dengan yang lain (Webb & Palincsar 1996).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar